February 13, 2020

SANGGAR SENI TARI TOPENG SEKAR PANDAN KOTA CIREBON


Siswa/i sekar pandan berlatih tari dengan iringan gamelan.



Di Indonesia ada banyak sekali macam-macam tari topeng, nah salah satunya adalah tari topeng dari Cirebon. Sanggar seni sekar pandan merupakan sanggar tari yang mengkhususkan diri mempelajari gerakan tari topeng khas Cirebon. Bagi yang ingin belajar tari topeng bisa mendaftar di sanggar ini.

Buat saya Cirebon merupakan kota yang paling oke dalam pelestarian budayanya. Dari festival, perayaan hari-hari besar, sampai dengan anak-anak yang diajak untuk mencintai budaya Indonesia salah satunya adalah tarian. Agar budaya tari itu tetap lestari dan tidak punah karena kemodernan anak milenial yang katanya lebih suka dancing ala-ala luar negeri. Ternyata Ada banyak sekolah tari atau sanggar-sanggar tari di kota Cirebon ini, sangar-sanggar yang sudah berdiri sejak saya belum lahirpun masih eksis berdiri dan tetap ada peminatnya.

Yup! Sanggar seni sekar pandan didirikan sejak 1992 oleh keluarga Keraton Kecirebonan yakni Elang Herry komarahadi, dan Elang Tomi Uli Durhayanto. Berlokasi di Jalan Pulasaren pertigaan antara Jalan Pertatean dan Jalan Lawang gada kota Cirebon. Sanggar ini eksis dari dulu hingga sekarang.

Keraton kecirebonan di Jalan Pulasaren.


Letak tempat latihan peserta tari ada berada di belakang gedung utama Keraton Kecirebonan, sekitaran komplek keraton kecirebonan. Komplek ini dihuni oleh keluarga keraton. Jadi pelatih tarinya pun lebih banyak berasal dari keluarga keraton.


Gedung utama keraton kecirebonan.

Para pengajar tari tentu saja dari para profesional dibidangnya, yang sudah mumpuni ilmu tarinya dan kerap tampil diberbagai event dan festival kebudayaan dalam kota maupun luar kota Cirebon. Ibu Ratih sebagai pengajar tari topeng. Dan ada banyak lagi pengajar tari profesional lainnya beserta para pemain gamelan.

Untuk dapat bergabung di sanggar ini sangat mudah, hanya perlu mendaftar saja sebesar Rp. 180.000,- sudah dapat seragam latihan tari terdiri dari 1 stel pakaian (kaos hitam, celana hitam, selendang biru). Untuk biaya perbulannya tiap peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000,-.

Kelas kecil barisan terdepan semangat berlatih olah tubuh.


Latihan seminggu dua kali. Untuk harinya tidak bisa pilih karena sudah diatur jadwalnya oleh pelatih tiap-tiap masing-masing kelas. 

Beda kelas beda hari latihannya:

1.       Kelas Kecil setiap hari jumat jam 1 siang, kelas ini diperuntukan bagi peserta didik di bawah usia 8 tahun. Jadi bila ada yang mendaftar tapi usianya masih di bawah 8 tahun, akan dimasukkan ke kelas kecil. Karena  kelas kecil tidak ada kewajiban mengikuti ujian tari yang diadakan pertiap 6 bulan sekali.

2.       Kelas Panji setiap hari senin jam 3 sore.

3.       Kelas Samba setiap hari selasa jam 3 sore.

4.       Kelas Rumyang setiap hari rabujam 3 sore.

5.       Kelas Tumenggung setiap hari kamis jam 3 sore.

6.       Kelas Kelana setiap hari jumat jam 3 sore.

7.       Kelas gabungan dari semua kelas, dari kelas kecil sampai dengan kelas kelana di hari minggu. Hari ini termasuk istimewa karena pada saat latihan gerakan tari diiringi musik gamelan yang membuat latihan makin semarak dan seru karena terdengar jelas alunan musik gamelannya.

Nah itu dia sanggar seni sekar pandan, tempat belajar tari topeng khas Cirebon. Bagaimana? Mau ikutan belajar juga bersama dengan anak-anak Cirebon lainnya? Tinggal datang saja setiap hari pada saat jam latihan karena di situ sebelum mendaftar pengunjung yang datang bisa menyaksikan langsung semangat anak-anak yang sedang belajar tari, biar tertular semangatnya dan mau ikut serta menggerakkan badan mengikuti alunan musik yang merdu dan khas. Mencintai budaya itu tidak hanya menonton dan menyaksikan tetapi juga ikut serta kegiatan di dalamnya.

Mari lestarikan budaya Indonesia lewat tarian tradisonalnya. Karena kalau bukan yang muda lalu siapa lagi? Menjadi anak milenial juga wajib tahu tentang budaya negerinya jangan hanya tahu budaya negeri orang. Itulah yang disebut Cinta Tanah Air.

Salam

45 comments:

  1. Aku sempat tertarik dengan sejarah tari topeng ini. Sayangnya kalau di Jakarta jarang ada yang mengajarkan, jadi baru sekedar melihat saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa dijadikan list bila suatu hari berkunjung ke Cirebon mba Aisyah. melihat tari topeng Cirebon.

      Delete
  2. ternyata pelatihnya banyak dari keraton ya. Saya belum pernah ke cirebon euy

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mba lidha, karena masih dalam naungan keluarga keraton. Hayuk mba, main dan jalan-jalan ke Cirebon.

      Delete
  3. Duluuuuu aku slalu seneng tiap pelajaran menari daerah. Tp sadar diri juga mba, badanku ntah Napa ga luwes :D. Tiap ada pelajaran baru, walo aku seneng, tp hasilnya kaku banget :D. Di antara adek2ku, cm yg nomor 2 yg paling berbakat nari. Sisanya cuma sekedar suka tp ttp ga bisa2 :D.

    Nah aku pgn nih anak2ku kalo memang seneng aku masukin ke sanggar tari begini. Biar mereka bisa setidaknya nari daerah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalaupun gak luwes ga pa pa, itung-itung senam olah tubuh, biar keringetan. Lumayan badan jadi bugar karna gerak.

      Anak-anak pasti seneng kalo diajak nari ke sanggar. Bosen lesnya belajar nulis ma baca,kalo lesnya naro pasti hapy.

      Delete
  4. Yaampun, dulu saya senang sekali nari tradisional. Sempat ikut sanggar dan tampil2 di berbagai event (banci panggung). Haha. Seru sih melestarikan budaya negeri sendiri, kalau bukan anak bangsa siapa lagi kan?

    ReplyDelete
  5. Anak2 jaman now harus dikenalkan lagi dengan budaya dan seni tradisional.
    Ikutan sanggar seni ini salah satu cara yg sip markosip

    ReplyDelete
    Replies
    1. Zaman now udah banyak yang berprestasi dan juara di lomba tari yang diadain mal-mal.

      Delete
  6. Saya dari dulu pengen banget nari tapi ga pernah kesampaian hhi dulu jaman kecil ibu ga pernah ngajak les tari mungkin ga paham juga. Seneng banget ya punya ibu yang berjiwa seni begini hihi

    ReplyDelete
  7. Saya dari dulu pengen banget nari tapi ga pernah kesampaian hhi dulu jaman kecil ibu ga pernah ngajak les tari mungkin ga paham juga. Seneng banget ya punya ibu yang berjiwa seni begini hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sayangbya mba. Tapi kalo anak mengutarakan keinginannya kepada orangtuanya pasti orangtuanya akan mengusahakan dan mencari info seputar sekolah tari di daerah terdrkat dengan rumah.

      Delete
  8. Jadi keingat 17 tahun yang lalu, saat masih SMP. Pelajaran yang ku senangi adalah pelajaran seni, terutama seni tari dan gamelan😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Senang ya mba pernah merasakan mengikuti seni tari di sekolah. Sekolahku duku gak ada.

      Delete
  9. Bagus ada sanggar seni begini, ya, buat melestarikan budaya bangsa. Saya pas SMP ada eada ekskul tari. Dulu belajar tari merak. Sekarang udah lupa lagi gerakannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belajar lagi mba lewat youtube, sapa tau bisa buka sanggar tari sendiri di rumah.

      Delete
  10. Wah, senangnya masih ada sanggar tari yang melestarikan tari tradisional Indonesia gini. Semoga dari sini lahir penari-penari Indonesia yang bisa go internasional.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, pelajar tari yang mrngikuti latihan secara rutin di sanggar ini sering dikutkan dalam pementasan di luar kota juga lho mba.

      Delete
  11. Senang sekali baca postingan ini. Jadi ingat 6 tahun lalu ketika anakku masih SD dan kumasukkan ke sanggar tari Jawa. Melihat begitu banyak anak kecil yang ikutan latihan menari daerah terasa bangga. Masih ada orangtua yang mencintai budaya daerah dan menularkannya kepada anak-anaknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, mencintai budaya lewat diri sendiri dulu baru mengajak orang lain untuk mencintai budaya.

      Delete
  12. Pernah lihat tayangan salah satu stasiun TV tentang tari topeng, di situ diceritakan kalau sekarang sedikit banget anak muda yang masih mau menggeluti tari tradisional ini. Senang dengar masih ada sanggar yang mengajar tari topeng di Cirebon, meskipun saya jarang dengar kalau di Jakarta ada sanggar semacam ini. Semoga upaya sanggar ini bisa membantu meneruskan nilai budaya tradisional Indonesia, terutama kesenian pasa generasi muda ya Mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di jakarta sepertinya sudah ada sanggar-sanggar tari mba. Namanya yayasan belantara budaya indonesia. Memang tidak memgajarkan tari topeng namun untuk tari kreasi lainnya.

      Delete
  13. yampun nari, dulu zaman SD suka nari hihi, sampe les segala, sekarang mah boro-boro. jadi inget masa-masa nari dulu dong, dari nari jaipong, sampai nari modern hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mengenang saat masih hobi nari, rasanya hepinya mba.

      Delete
  14. Jadi inget pas masih kecil ikut sanggar nari juga. Wah, tari topeng ini semoga tetap Berjaya dan lestari ya. Anak-anak muda Cirebon masih bias diandalkan untuk masalah kebudayaan ini. Salut deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anaknya diikutkan juga mba untuk masuk sanggar tari.

      Delete
  15. Ahh senangnya masih ada sanggar tari. Dulu waktu kecil pas SD aku pernah ikut juga 1 bulan nari jaipong dan bali, seru ya sambil belajar koordinasi motorik dan melestarikan kebudayaan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, menggerakan badan, mengahapl gerakan semua terkoordinasi dengan baik. Sekaligus olahraga badan.

      Delete
  16. Wah jujur saya kurang tahu soal seni tari di Cirebon. Tapi saya suka pemikiran anak muda harus kenal kebudayaan Indonesia, nggak memandang ke budaya Barat terus

    ReplyDelete
  17. saya prnh bbrp kali k cirebon tp blm pernah menyaksikan tari topeng. bagus bgt sedari dini anak2 d ajari tari tradisional agar budaya kita tetap lestari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada mba

      Goa sunyaragi, siang hari ada penampilan tari tradisional Cirebon.

      Keraton kesepuhan sampai jam tiga sore.

      Delete
  18. Jadi pengen ke Cirebon. Di sini sudah jarang ditemukan belajar nari seperti ini. Ada sih, tapi yang memang khusus buat tujuan tampil di pernikahan, misalnya. Gak jadi sesuatu yang mestinya dilestarikan gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sanggar mrmang diperlykan untuk mengenalkan anak-anak tetang kebudayaan suatu daerahnya. Bisa dimulai dari sekolah-sekolah.

      Delete
  19. Saya sudah pernah ke keraton ini sekitar 2 tahun yang lalu. Kegiatan latihan tari di sanggar seni tari Topeng Sekar Pandan ini bagus sekali. Jadi kesenian Cirebon khususnya tari topeng akan lestari.
    Biaya kurusunya pun terjangkau ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ternyata mba sudah pernah liat langsung ya. Semoga dilain waktu mba nya bisa berkunjung kembali.

      Delete
  20. Di Bandung juga ada beberapa sanggar tari anak Mba, saya selalu excited melihat anak-anak mentas tari kesenian tradisional daerah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru ya mba. Berasa bangga kalau banyak anak-anak mencintai kebudayaan Indonesia.

      Delete
  21. Di surabaya, di gedung cak durasim dan balai kota banyak juga sanggar yg bisa diikuti scr gratis..
    Mgkn ini sbg upaya pemkot buat melestarikan budaya tradisional

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, dinas setempat telah berusaha untuk tetap melestarikan kebudayaan daerah dengan menggratiskan kegiatan tersebut.

      Delete
  22. Asyik juga yah bisa belajar tari kayak gini. Anak-anak yang punya hobi nari gitu pasti suka,apalagi harga lesnya juga lumayan terjangkaulah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, siapa tau di antaranya ada bibit unggul yang dapat mengharumkan bangsa di kemudian hari.

      Delete
  23. selamat pagi mba...
    saya blh tanya mba,saya lagi mencari beberapa guru tari untuk melatih anak - anak apakah ada referensinya...saya tinggal di indramayu tapi biasa bolak balik cirebon - indramayu.
    terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mas Rizal bisa ke sanggarnya langsung ya tanya lebih jauh di sana.

      Sekar pandang di keraton kecirebonan:tanya ke pak Heri atau Bang Tomi.

      Gua Sunyaragi juga ada sanggar tarinya. Bisa ke Ka Irfan.

      Kalau mau tanya kontaknya. Mohon maaf saya tidak bisa sebar.

      Delete

Terimakasih sudah berkunjung ke blog aku.
Salam

Meningkatkan Value Untuk Diri Sendiri

Ketika aku menulis, ibarat berjuang dengan diri sendiri. Halo Ladies, kembali lagi Mak Kece menyapa dengan pengetahuan yang bermanfaat. Kali...