May 29, 2019

Mengajarkan Sabar Kepada Si Kecil


Bulan ramadan tahun ini, anak saya menginjak usia tujuh tahun. Di usia yang sudah di wajibkan untuk anak belajar solat dan menjalani ibadah puasa. Tahukan bunda, mengajarkan anak untuk rajin menjalankan solat lima waktu dan menjalani ibadah puasa tidak semudah kita mengajarinya membaca dan menulis. Ada banyak tantangan di mana kesabaran Bunda pun diuji. Menghadapi anak yang terkadang lalai solat dengan alasan lupa. Menghadapi anak yang tetiba mewek ingin berbuka puasa karena haus. Super ya Bun. Itulah, tugas Bunda yang selalu mengingatkan dengan kata-kata halus. Tidak sampai suara meninggi karena kesal.

Bunda yang sedang belajar ‘sabar’ menghadapi anak kecilnya yang manis bisa menularkan sabar itu sendiri kepada anak tersayangnya:

pixabay

1.       Sabar menahan haus

Ini yang paling sering dilontarkan kepada anak apabila pulang sekolah. “Aduh Bunda haus ...”, sambil mengusap lehernya. Melihat matanya yang agak-agak memelas begitu kesian ya Bun? Iya, saya termasuk yang gak tegaan sama anak.
“Sabar ya sayang ... sebentar lagi kok bukanya”, kata saya sambil mengusap-usap kepala dan pundaknya. Tidak jarang juga saya mencium keningnya dan memujinya. “Anak Bunda hebat ya puasanya”, dan saya mengalihkan pembicaraan selanjutnya dengan menanyakan “Gimana tadi di sekolah, belajar apa?”, atau “Tadi pulangnya bareng sama teman yang mana?”, dan dia akan cerita sekaligus curhat apa-apa saja aktifitas di sekolahnya. Dengan demikian pembicaraan ‘haus’ tidak berlanjut lebih panjang.

2.      Sabar menahan amarah

Ini yang penting sekali agar anak tidak sedikit-sedikit ngambek sama Bundanya, temannya, sampai-sampai sama mainannya pun dia ikut sebel. Tidak jarang ya Bun kita mendengar curhatannya  tentang teman yang itu nakal, teman yang ono jahil lalu berlinanglah air mata. Hohoho ini anak saya banget Bun. Kalau sudah begini saya cuma bisa peluk dia yang nangis dan bekata “Sudah jangan dipikirin, biarin teman itu nakal, biarin teman ono jahil. Yang penting anak bunda gak nakal dan gak jahil. Itu mencirikan bahwa anak bunda adalah anak yang baik. Anak baik selalu disayang sama Allah. Apalagi Bunda sama Ayah, sayang banget”.
Intinya hibur dulu agar nangisnya tidak berlanjut dan memberi pelukan untuk anak dapat menguatkan mentalnya bahwa dia tidak sendirian. Dia terlindungi, dia dikasihi dan pelukan seorang Bunda sungguh sangat menghangatkan jiwanya. Dan anak ini akan tumbuh menjadi anak yang bersimpati dan berempati apabila ada temannya yang mengalami hal yang sama seperti yang dia rasakan.

Begitupun di bulan ramadan saat ia tengah berjuang dalam berpuasa. Menahan lapar, menahan haus. Bun, anak yang diajarkan berkata baik, niscaya saat ia mendengar kata-kata kasar dari temannya. Anak ini bisa menasihati temannya bahwa bicara seperti itu tidak baik. “Kata Bunda aku, itu tu dosa!”, saya pernah dengar sendiri saat anak saya bermain dengan teman-temannya di teras rumah. Dan ada temannya yang ngatain teman yang lain dan anak saya menasihati teman yang ngatain itu dengan berkata begitu. Sebagai Bunda yang tidak sengaja mendengar seperti itu rasanya bagaimana? Alhamdulilah.

3.      Sabar menahan lisan

Maka tidak salah jika ada kalimat “Mulutmu harimaumu”, “Lidah lebih tajam daripada silet”. Hemmm ... tidak sedikit saat kita mendengar berita tentang kriminal di televisi. Seseorang bisa membunuh orang lain hanya karena kata-kata. Untuk itu sedari dini saya mengajarkan kepada anak untuk selalu berkata baik. Biarin baku juga bahasanya yang penting anak ini melontakan kata-kata yang baik. Saya pernah disindir oleh mama lain “Anak elo baku banget bahasanya”. Karena di rumah Ayahnya pun jika berbicara kepada anak selalu memakai bahasa yang baik. Sehingga anak ini terbiasa mendengar bahasa-bahasa dan ucapan-ucapan yang baik jadilah anak ini bahasanya terbawa dalam kehidupan kesehariannya sampai ia bermain dan di sekolahpun anak saya termasuk anak yang memiliki bahasa yang baik.

Itu dia Bunda cara mengajarkan sabar kepada si kecil ala saya. Semoga menginspirasi Bunda yang lainnya. Intinya orangtua adalah role model untuk anak. Sikap baik dan ucapan baik orangtua akan diikuti oleh anak. Orangtua ibarat kaca yang dapat diikuti dan dicontoh oleh anak.

Terimakasih ya sudah berkunjung ke blog saya. Nantikan cerita-cerita saya selanjutnya dengan cerita yang berbeda.
Salam

2 comments:

  1. Susahnya kalo ortunya yang gak sabaran saat ngajar sabar ke anak hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orangtua bisa belajar kepada anak. Anak saja bisa sabar menghadapi ortu yang gak sabaran. Wkwkwk

      Delete

Terimakasih sudah berkunjung ke blog aku.
Salam

Meningkatkan Value Untuk Diri Sendiri

Ketika aku menulis, ibarat berjuang dengan diri sendiri. Halo Ladies, kembali lagi Mak Kece menyapa dengan pengetahuan yang bermanfaat. Kali...