Suamiku memiliki usaha jual-beli emas yang memiliki kemampuan memperbaiki perhiasan yang rusak. Salah satu contohnya adalah memperbaiki cincin. Suatu hari temanku datang padaku memperlihatkan cincinnya berbentuk angsa melingkar di jari tengah sebelah kiri.
“bu, batunya ilang satu. Suami ibu bisa pasangin batu cincin gak? Tapi batunya ilang. Aku sayang banget bu sama cincin ini” kata temanku.
Cincin itu memang indah. Banyak batu layaknya berlian tertempel disana.
“emas bukan bu?” tanyaku
“bukan, tapi baguskan bu? Aku suka banget” katanya lagi.
aku membawa cincin itu pulang dan memperlihatkan cincin itu kepada suamiku untuk diperbaiki. Karena sebelumnya aku sudah meng-sms suamiku kalau ada cincin yang mau di pasangi batu. Suamiku pulang dengan membawa alat kerjanya. Ia mulai mengerjai cincin itu. Memilihkan stok batu dan mulai mengepas ke lubang cincin yang kosong itu agar pas dan warna putihnya sama dengan batu-batu lain di sekeliling. Setelah cocok baru di lem lalu di keringkan.
Besoknya ku bawa cincin itu ketempat temanku. Temanku sangat senang saat cincinnya kembali indah dan bersinar, tidak ada yang bolong lagi. Jadi lengkap sudah batunya tidak ada yang kurang. Setelahnya temanku bertanya “jadi berapa ongkosnya?”.
Aku berpikir, suamiku tidak bilang apa-apa soalnya “ya udah lah. Biarin aja. Lagian Cuma pasang batu itu aja kok” kataku, karena aku sendiri tidak bisa mematok berapa biasanya suamiku mendapatkan uang dari hasil pekerjaan ini.
Kemudian temanku mengeluarkan Rp. 20.000,- dari dalam dompet dan memberikan uang itu kepada anak balitaku. “buat beli susu dede aja deh ya”
Pekerjaan simple dan sangat membantu. Bagi orang yang tidak tahu pekerjaan ini sepele tapi bagi mereka yang membutuhkan seperti temanku. Orang-orang seperti suamiku di cari. Daripada ke toko emas dan membayar mahal hanya untuk satu buah batu berukuran super duper kecil, kan lebih baik ke tempat jual-beli emas seperti ini karena bisa tawar menawar dan satu lagi bisa jadi teman ngobrol yang asyik bila pas datang langsung ke kios suamiku. Karena biasanya dikerjakan langsung di hadapan pelanggan.
February 11, 2016
January 22, 2016
Kota Cirebon Unik, Etnik dan Rapi
Kota
Cirebon Unik, Etnik dan Rapi
Anda
termasuk traveler yang suka berkunjung ke kota-kota besar di Indonesia. Belum
lengkap rasanya jika belum berkunjung ke kota Cirebon. Selain kota yang dekat
dengan kota Jakarta. Cirebon juga masih tujuan wisata utama di pulau Jawa.
Dapat
di tempuh menggunakan perjalanan darat dari kota Jakarta selama enam jam. Itu
bila menggunakan jalur pantura. Tapi sekarang sudah ada tol Cipali mempercepat
tiba di kota cirebon. Bisa juga menggunakan kereta dari stasiun Gambir menuju
stasiun Kejaksan dapat di tempuh selama empat jam lamanya. Semua akses mudah
itu bisa di coba.
Kota
Cirebon di sebut Kota Wali, ada lagi sebutan lain dari Cirebon yaitu Kota
Udang. Mengapa di sebut demikian. Sebutan kota wali karena sejarah menyatakan
ada beberapa Pemuka Agama Islam yang di sebut Wali pernah tinggal di kota ini
dan makamnya kini menjadi tempat objek wisata bagi peziarah. Diantaranya ada
Sunan Gunung Jati. Objek wisatanya adalah Gunung Jati. Sebutan kota udang
karena kota cirebon merupakan daerah pesisir pantai yang hasil lautnya melimpah
ruah. Salah satunya adalah udang rebon. Para nelayan mengolah udang rebon yang
melimpah itu menjadi terasi. Makanya tidak heran jika di kota cirebon banyak
pabrik penghasil terasi rumahan yang sedap.
Sampai
ke kota cirebon jangan lupa untuk mencicipi kuliner khas yaitu Empal Gentong.
Makanan berkuah santan kuning rasa daging sapi bisa dimakan dengan lontong
ataupun nasi di taburi irisan daun kucai dengan pelengkap rasa pedas dari bubuk
cabe.
Lelah
perjalanan di bayar lunas dengan perut kenyang dari empal gentong belum lengkap
rasanya bila belum menunaikan rukun islam yang ke 2 yakni sholat. Sambil sholat
istirahat sejenak meikmati keindahan Masjid Raya At-Taqwa di dekat Alun-alun
Kejaksan. Masjid ini memiliki arsitektur indah layaknya mesjid-mesjid lain di
Indonesai. Memiliki satu menara tinggi yang di buka untuk umum dengan membayar
tiket Rp. 3.000/orang. Nuansa dinding mesjid berwana coklat berukir kaligrafi
emas. Masjid ini ramai dalam event-event tertentu misalnya acara tabligh akbar
yang menghadiri ustad kondang Indonesia. Setiap sore banyak masyarakat dalam
kota maupun luar kota yang datang untuk beribadah ataupun sekedar berselfie
ria.
Alun-alun
Kejaksan dalam event-event tertentu akan ramai dengan bazzar. Semua aneka stand
baik makanan, minuman, pakaian, sepatu sendal, tumplek blek memenuhi area
Alun-alun seperti pasar. Tiap tahunnya pada tanggal 17 Agustus. Lapangan ini di
gunakan untuk Upacara pengibaran bendera paling penting yang di bina oleh
Walikota Cirebon.
Keunikan
lain dari kota ini adalah adanya keraton yang menjadi cagar budaya daerah
karena masih di lestarikan dan di diami oleh keluarga kerajaan. Berkunjung ke
Keraton membawa pengalaman tersendiri pagi para wisata karena dapat mengetahui
tempat tinggal Raja di zaman dahulu dan zaman sekarang. Ada dua keraton
terkenal di kota Cirebon:
1.
Keraton Kesepuhan
Keraton ini adalah keraton nomor satu di
kota Cirebon. Dari kata sepuh yang berarti tua atau kakak tertua. Tempatnya
luas, di luar keraton ada Masjid Kesepuhan yang benama Masjid Sang Cipta rasa.
Usianya sudah ratusan tahun tapi bangunanannya masih berdiri kokoh dan terawat
dengan baik.
Halaman Keraton dan Masjid terdapat
alun-alun Kesepuhan. Fungsinya pada saat event-event tertentu sama saja seperti
Alun-alun Kejaksan. Bedanya lapangan ini tidak pernah di gunakan untuk upacara
bendera.
Masuk ke Keraton, pengunjung di kenakan
tiket masuk Rp. 8.000,-/orang. Nantinya akan ada guide (pemandu wisata) yang
sudah siap mengantar dan menceritakan sejarah bangunan ini. Para pemandu
mengenakan batik khas Megamendung berwarna hijau, bawahan jarik (kain dalam
bahasa jawa) dan blankon di kepala.
2.
Keraton Kanoman
Keraton ini adalah keraton nomor dua
setelah keraton yang sudah di jelaskan di atas. Dari kata anom yang artinya
muda, karena keraton ini di bangun untuk anak ke-2 setelah puta mahkota
memimpin keraton sebelumnya. Jalan-jalan di keraton ini sungguh sangat menyenangkan
karena 24 jam pintu gerbang di buka untuk umum. Terasa lebih bebas karena tidak
ada penjaga tiket masuk keraton seperti di keraton kesepuhan. Tiket hanya dapat
di beli apabila kita masuk ke museumnya. Dan jika ingin masuk lagi kedalam
keraton secara gratis dan bebas bisa datang saat acara puncak Maulid Nabi
Muhammad SAW. Di selenggarakan.
Puas jalan-jalan di kedua keraton jika ingin membeli
oleh-oleh khas Cirebon bisa jalan-jalan ke pasar Kanoman yang letaknya tentu
sangat berdekatan dengan keraton Kanoman. Berikut saya rekomendasikan belanja
apa saja kita di pasar?
1.
Kerupuk, Terasi, Petis Udang Khas Cirebon
Namanya juga Cirebon, belum lengkap kalau
gak belanja ala-ala yang berbau Udang. Kerupuk sudah pada tahu rasanya. Terasi
sudah pada hapal baunya. Nah kalau Petis udah pada tahu belumya? Nah bagi kamu
yang baruuu banget denger nama ini pasti mikir makanan apa itu. Petis di buat dari
sari Udang. Warnanya hitam pekat dengan bau udang yang menarik namun tidak
seperti terasi. Rasanya khas, bagi yang baru mencoba petis pertama kali pasti
agak aneh. Petis oleh masyarakat Cirebon biasa di gunakan sebagai pelengkap
ulekan sambal rujak atau cocolan teman makan gorengan terutama Tahu.
2.
Manisan
Suka manisan? Saya suka banget. Bisa
memilih aneka manisan di toko Sinta Manisan depan Pasar Kanoman. Saat masuk ke
toko tersebut kita akan langsung di sambut toples-toples kaca super besar
dengan aneka pilihan manisan buah-buahan basah ataupun kering. namun yang paling
favorit bagi saya pribadi... manisan mangga kering menjadi andalan.
3.
Sirup Champolai
Sirup ini terkenal di Cirebon. Salah satu
oleh-oleh paling terkenal setelah terasi. Sirup champolai memiliki banyak
variant rasa: pisang susu, jeruk nipis, mangga gedong, durian, moka. Namun yang
paling favorit dari semua diatas Pisang susu merajainya. Rasanya manis terbuat
dari gula asli. Warnanya tidak pekat seperti sirup bermerek lainnya karena
warnanya alami dari buah itu sendiri.
Belanja-belanja sudah. Istirahat lagi yuk ke Masjid Merah
yang berada di jalan Panjunan. Ada yang unik dari masjid ini. Setiap bulan
Ramadhan masjid ini menyediakan kopi Jahe untuk berbuka puasa. Sayang sekali.
Minuman itu hanya di buat saat bulan puasa saja. Masjid ini tidak besar, tapi
masih terawat kelestarian sejarahnya.
Hari menjelang malam, saatnya istirahat memanjangkan kaki,
tubuh dan kepala. Ada banyak hotel di kota ini. Setiap hotel memiliki penawaran
yang berbeda-beda tergantung dari budget traveler yang dipersiapkan. Sudah
pasang aplikasi traveloka.com ? kalau belum... download sekarang karena
aplikasi ini sangat membantu mencarikan hotel yang sesuai dengan kantongmu.
Pagi yang cerah marii lanjutkan perjalanan teman. Cari
sarapan pagi di cirebon mudah ditemui karena banyak penjaja makanan pagi yang
menggelar dagangannya di pingir-pinggir jalan dekat pasar ataupun perumaham.
Nasi kuning dengan orek plus telur dadar, kupat tahu alias ketoprak sudah lazim
kita makan di kota-kota lain. Udah gak aneh kan. Berikut rekomendasi sarapan
enak dan murah khas cirebon:
1.
Nasi Lengko
Nasi putih diatasnya di beri tauge rebus,
potongan tahu tempe goreng, siram sambal kacang, taburi irisan daun kucai dan
bawang goreng, kecap secukupnya. Teman makan bisa pakai kerupuk atau sate
kambing muda.
2.
Docang
Lontong di atasnya di beri tauge dan daun
singkong rebus, siram kuah dage panas, taburi parutan kelapa, beri sambal cabe
merah sesuai selera, kerupuk khas docang.
Kedua makanan diatas siap
mengenyangkan perut yang lapar di pagi hari.
Ziarah dulu yuk ke makam Sunan Gunung Jati. Makam ini tidak
pernah sepi tiap harinya. Banyak peziarah-peziarah datang dari dalam maupun
luar kota untuk berziarah di sini, yang dari luar Pulaupun ada lho.
Sst... kalau di sini jangan lupa beli oleh-oleh Intip, Itu
loh kerak nasi kering. Ada rasa asin, pedas-manis dan manis. Intip ini
merupakan oleh-oleh khas yang di tawarkan oleh daerah Gunung Jati.
Masih ingat kalau Cirebon itu punya batik khas. Yup! Mega
mendung adalah batik khas dari daerah ini teman. Gambar awan yang sedang
mendung. Corak warnanya bervariasi dan jenis bahannya ada katun dan semi sutra.
Tergantung kecintaan tiap masing-masing orang.
Mencari batik tidak perlu bingung karena di kota ini ada
Sentra Batik Trusmi yang berada di daerah Plered. Di tempat ini hampir semua
toko dan rumah menjual kain batik maupun pakaian batik yang sudah jadi.
Traveler yang ingin mencoba belajar membatik pun bisa mencari rumah yang
menyediakan fasilitas membatik bagi para wisatawan.
Jadi teman... yuk, Rencanakan liburanmu dari sekarang. Jalan-jalan
yang di tawarkan semoga manfaat.
January 21, 2016
Liburan Dekat Tempat Tinggal
Liburan Dekat Tempat Tinggal
Tahukah teman, berlibur itu menyenangkan karena selain
terbebas dari rutinitas kerja juga bisa merefresh pikirian serta tubuh kita
dari kejenuhan yang di akibatkan dari bekerja.
Liburan bukan berarti pergi ke luar negeri dan makan di
restorant mewah dan menginap di hotel mahal. Bukan, sekali lagi bukan. Liburan
bisa di lakukan oleh siapa saja, tidak hanya yang punya uang. Tapi liburan
menjadi milik semua orang. Jadi... mari kita liburan.
Berhubung saya sebagai penulis tinggal di kota Cirebon.
Liburan keliling di kota sendiri bisa jadi liburan yang murah meriah dan gak
bikin bokong panas kelamaan duduk dalam kendaraan karena lama perjalanan atau
kaki pegel karena perjalanan jauh.
Liburan di dalam kota juga tak kalah bagus dengan liburan di
luar kota. Ada 4 keistimewaan jika liburan di dalam kota:
1.
Menghemat uang penginapan
Alasan: bisa memilih alternatif antara
menginap di rumah sendiri atau menginap di rumah saudara. Jika pillihannya
menginap di rumah saudara tentunya tak perlu mengeluarkan banyak uang untuk
membayar sewa permalamnya. Saudara tentu akan senang bila kerabatnya bisa
berkunjung sekaligus menginap di rumahnya. Sebenarnya ada keuntungan lain yaitu
bisa menikmati sarapan gratis yang di buat oleh saudara kita tiap paginya.
2.
Mencoba tempat kuliner yang belum pernah
dikunjungi
Alasan: suka tanya-tanya sama teman. Tempat
makan bakso yang enak dimana? Nah ini
juga bisa menjadi senjata rekomendasi untuk para pecinta kuliner daerah. Makan
bakso kan udah sering yah. Restorant atau cafe unik yang menjajakan aneka menu
yang menjadi andalan tempat tersebut. Berhubung sedang liburan... kenapa tidak
di coba sekali-kali. Oh ya, jangan lupa juga pada saat bertanya tempat asyik
tersebut tanyakan juga harganya supaya bisa mengatur keuangan liburan jika
budgetnya memang tidak banyak.
3.
Perjalanan yang dekat bisa di jangkau dengan
angkot
Alasan: aktifitas sehari-hari menggunakan
kendaraan pribadi? Jika jawabannya adalah Ya, berarti memang harus menggunakan
angkot. Kenapa? Karena... namanya juga liburan teman, kan mencari aktifitas
lain daripada yang lain. Biasanya tidak pernah ngankot, jadi ngerasain
ngangkot. Buat perjalananmu istimewa. Bertemu dengan orang baru dalam angkot.
Duduk berdekatan dan berhadapan dengan orang yang belum pernah kenal. Dengan
begitu kita jadi tahu apa itu toleransi antar sesama.
4.
Biaya tiket yang tidak menguras kantong jika
pergi bersama seluruh keluarga.
Alasan: saat kita memutuskan untuk pergi,
“kesana saja” sudah tahu tiket di sana harganya berapa. Di kali kan berapa
anggota yang ikut pada saat liburan kali ini. Makin banyak yang ikut makin rame
makin asyik. Jika sudah tahu harga tiket yang terjangkau. Sudah bisa di
prediksi berapa total keseluruhan biaya tiket masuk.
Jadi
teman, kemanapun liburanmu jadikan tempat yang menyenangkan. Karena liburan
pastinya lebih asyik bersama teman atau keluarga besar bukan sendirian. Ayooo
liburan.
December 28, 2015
Berdirinya Perpustakaan Sekolah
Temen-temen dari kecil sampe sekarang aku suka banget
sama buku. Buku apa saja aku suka apalagi buku yang banyak gambar warna warninya.
Buku adalah jendela dunia. Begitu kalimat yang hapal sekali aku dengar dan aku
baca diberbagai tempat di perpustakaan. Dengan membaca kita bisa tahu begitu
luasnya dunia, hingga tidak hanya Sabang sampe Merauke saja tapi kita bisa
berkeliling dunia. Begitu luasnya ilmu pengetahuan, tidak hanya IPA dan IPS
saja tapi kegiatan sehari-hari hingga karakter masing-masing orang dapat kita
ketahui dari membaca. Dan juga begitu
luasnya bahasa, tidak hanya bahasa yang di pakai sehari-hari. Bahasa negeri sendiri
yang beraneka ragam tidak kalah dengan banyaknya bahasa dari negera lain.
Ngomong-ngomong
soal perpustakaan. Aku jadi teringat masa-masa sekolah dan kuliah dulu yang
hobby banget berkunjung saat istirahat. Bisa dibilang dari pada jajan di kantin
mendingan nongkrong di perpus, tambah ilmu gak ngabisin uang jajan juga hehe...
Ehhh
itu dulu yak tapinya keterusan sampe sekarang teman. Sekarang aku mengajar
Bahasa Indonesia di sebuah sekolah swasta di Cirebon. Di tahun ke empat
mengajar di sekolah itu aku di percaya untuk mengelola Perpustakaan sekolah.
Jujur saja perpustakaan sekolah ini sudah pindah dua kali terhitung sejak aku
mengawali karirku sebagai guru di sekolah ini. Dan ini adalah yang ke tiga, aku
sebagai pengelolanya.
Tau
kenapa bisa pindah-pindah, simak berikut ini:
Ruangan
pertama
Tempatnya
di sudut dekat tangga paling belakang bagian atas lantai 2 bersebrangan dengan
ruang praktek kelas Listrik. Tanpa jendela, hanya pintu saja. Tak ada tanda
atau plang kalau itu adalah perpustakaan. Sedangkan kalau memperhatikan ruangan
yang di depannya yaitu ruang praktek Listrik masih bisa lebih baik. Ruang
praktek itu ada jendela kaca yang bannyak. Hampir seluruh ruang didalamnya
terlihat dari luar dan ada plang atau tanda bahwa itu adalah ruang praktek
listrik.
Disini bisa dilihat bahwa penggunaan ruangan terbalik. Mestinya ruang
perpustakaan yang memiliki jendela sedangkan ruang praktek yang tidak berjendela,
ini dimaksudkan untuk... ruang bacaan hendaknya lebih nyaman dan terlihat dari
luar ruangan untuk menarik minat baca para siswa bukan tertutup dan terpenjara
seperti ruangan yang ditempati itu.
Ruang
kedua
Bertempat
dilantai 2. Ruangannya terlihat dari lapangan utama sekolah. Tapi kenapa masih
sepi aja? Usut punya usut ternyata perpustakaan itu jarang sekali di buka
selalu terkunci jadi setiap ada anak yang ingin pinjam buku pasti deh
nanya-nanya dan nanti pasti juga deh cari-carian kalo gak cari si pengelola
perpus pasti cari kunci yang tidak tahu berada dimana dan oleh siapa. Alhasil
perpus sepi peminat maupun peminjam. Hanya plang di atas pintu saja yang
terlihat bahwa itu adalah Ruang Perpustakaan.
Saat
aku di beri amanah untuk mengelola perpus aku langsung tangani. Aku cari kunci.
Dan melihat ada apa saja di dalam ruangan yang katanya perpus itu. Hemmm....
ternyata begini penampakannya. Banyak debu setinggi milimeter hehehe... seluruh
ruangan, di buku, di rak buku, di meja, di kursi, dan lain sebagainya tak luput
dari debu.
Baik...
jadi... pekerjaan pertamaku adalah membersihkan ruangan ini dari debu-debu dulu
baru administrasi dan operasionalnya.
Bersih-bersih
seruangan saja capeknya sangat-sangat. Mesti cari bantuan ini mah biar ruangan
kinclong. Oke! buat tim bersih-bersih. Aku memanggil pembersih sekolah dan
ketua OSIS untuk bekerja sama dalam menyelesaikannya. Alhamdulilah semua
berjalan lancar.
Aku
mengecek administrasi pembukuan perpustakaan. Takjub dengan yang ku lihat
karena tak ada satupun perbukuan yang memuaskan. Semuanya dalam kondisi kosong.
Ada berapa buku di ruangan ini? ada
berapa judul buku yang tersimpan di perpustakaan ini? dan lain sebagainya...
itu semua hanya ada dua sampai tiga halaman yang kalau di lihat seperempat dari
jumlah buku disini saja tidaaaak ada datanya.
Oooh
oke deh ini benar-benar PR buatku. PR to do list utama yang harus ku kerjakan
segera kalau memang benar-benar ingin membuka perpustakaan ini untuk siswa
siswi di sekolah ini.
Di
sela-sela kegiatanku antara guru mengajar – pengelola perpustakaan, aku
mendapat kritikan yang kupikir cukup masuk akal dari seorang guru praktek sepuh
di sekolah ini.
“bu,
ada buku teknik nge-Las gak? Di perpustakaan tuh” tanyannya.
“hehehe
kurang tau pak. Atau bapak mau aku anter ke perpus yuk bareng biar cari
sama-sama” kataku.
Aku
berjalan bersamanya. Kulihat raut wajahnya yang tua masih bersemangat mengajar.
Jalannya pelan. Postur tubuhnnya agak gemuk. Saat menaiki tangga aku melihat
kesahnya menandakan bahwa dia kelelahan. Tangga ini tak banyak hanya beberapa
anak tangga saja. Tapi semangatnya menapaki tangga demi tangga aku acungi
jempol demi sebuah buku referensi untuk mengajarnya.
“cape
ya pak” cengirku ngajak becanda.
“iya
bu. Maklum udah tua. Coba perpusnya di pindah kebawah gak usah naik tangga
mungkin saya bisa ke perpus tiap hari” lontarnya.
Sebuah
ide satu lagi bisa jadi projek aku kedepannya. Iya bener. Perpus di pindah
kebawah aja. Ruangan yang strategis, mudah terlihar dari depan pintu masuk
gerbang sekolah, dari ruang guru, dari ruang praktek anak-anak, dan yang paling
penting jendela lebar agar dapat terlihat aktifitas di dalam perpus dari luar.
Mulai
set ruangan sebagai target. Dan yang paling penting dari segala perencanaan
adalah persetujuan dari pihak sekolah. Kalau Cuma bilang A bilang B demi kemajauan
perpustakaan pasti dong bolehin hehe. Siap tempur ah.
Ketemuan
sama Kepsek dan ngbrol-ngobrol ngalor ngidul tentang perpustakaan, keluahanku
soal administrasi sampai kritikan dan ajuan permohonan pindah ruangan yang
sudah menjadi target tentu saja dengan alasan-alasan yang sangat beralasan dan
kelebihan dari ruangan tersebut. Ternyata negonya tak semudah membalikkan
telapak tangan. Yah...Argumenku ternyata tidak kuat karena set perpus di atas
adalah atas desain pak Kepsek sendiri. Senjata paling akhir dari perbincangan
ini adalah keluhan dan kritikan dari seorang guru yang sudah sepuh deh aku jadi
kan alasan pindahnya perpus. Dan ternyata jawabannya harus dipikir-pikir dulu.
Dalam
hati aku mengeluh panjang. Hah! Pikir-pikir dulu? Kiranya apaan ya mesti
pikir-pikir dulu.
Sehari,
dua hari, dan hari ke empat. Waka kurikulum mengunjungiku di perpustakaan.
Menyampaikan tentang permohonan pindah ruangan telah disetujui. Senangnya? Ya Senang.
Oke waktunya kerja keras.
Pindahan
yuk. Saatnya bentuk tim khusus untuk membantu kepindahan buku-buku ini.
Kelihatanya sih sepele, kecil, sedikit. Setelah di lakukan. Hadeeewwww....
muantaps. Gak selesai sehari, dua hari, tiga hari, kurang dari sebulan dengan
waktu bekerja empat jam perhari. La... wong pekerjanya siswa siswi sekolah kok.
Dengan mengambil mata pelajaran pribadi agar tidak ada tambahan di luar jam
pelajaran yang nantinya membuat anak banyak kalimat keluhan bikin sensi dan
emosi si guru. Nama mata pelajarannya berkunjung ke perpus.
Dengan
segala media angkut. Tumpuk buku setinggi dan mampu tangan membawa, masukkan
buku ke dalam kardus, buntel buku dengan taplak meja, dan lain sebagainya. Dan
yang paling berat adalah rak buku. Ini nih yang paling sulit buat anak-anak.
Tiap
kerja keras harus di apresiasi, berikan pujian, ucapkan terimakasih, berikan
minuman dan makanan sampai kenyang. Modal yah. Biar kalo di mintai tolong lagi
mereka tidak menolak. Akhirnya selesai juga. Terimakasih anak-anak... murid ibu
terkasih dan tercinta.
Saatnya
beres-beres. Alhamdulilah karena sedari awal aku sudah coba mengambil hati
anak-anak ini dengan “ikhlas bantuin nti dapet nilai plus dan makan siang ”. Sogokan?
Ya gak juga sik karena biasa manusia kalau senang membantu dan tolong menolong
niscaya akan mendapat pahala. Nah disini hanya di ganti saja kalimatnya. Pahala
mah ngikut sendiri yang memang benar-benar ikhlas membantu ibu gurunya. Begitukan.
Setiap keikhlasan yang dilakukan akan berbuah manis dan berpahala tentunya.
Terimakasih sudah berkunjung ke blog aku, jangan lupa tinggalkan komentar agar aku bisa blokwalking ke blog kamu.
Setiap keikhlasan yang dilakukan akan berbuah manis dan berpahala tentunya.
Terimakasih sudah berkunjung ke blog aku, jangan lupa tinggalkan komentar agar aku bisa blokwalking ke blog kamu.
Salam
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Temen-temen dari kecil sampe sekarang aku suka banget sama buku. Buku apa saja aku suka apalagi buku yang banyak gambar warna warninya. ...
-
Weekend ini saya dan keluarga berkunjung ke J&J Resto, Mini Zoo, dan Kolam Renang. Tepatnya di jalan Linggarjati Kuningan Jawa...
-
Bulan Ramandan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat islam di seluruh dunia. Tidak heran jika semua umatnya berlomba-lomba mencar...
Meningkatkan Value Untuk Diri Sendiri
Ketika aku menulis, ibarat berjuang dengan diri sendiri. Halo Ladies, kembali lagi Mak Kece menyapa dengan pengetahuan yang bermanfaat. Kali...
