December 13, 2018

JIKA MENUNGGAK PREMI ASURANSI BPJS



Apakah diantara pembaca ada yang belum membayar asuransi terutama asuransi BPJS? Atau baruuu saja membayar dan melunasi asuransi BPJS yang tertunggak selama beberapa bulan lalu. Nah ini yang terjadi pada saya beberapa waktu lalu. Bukannya gak sanggup bayar apalagi kalau kelas premi yang di ambil hanya untuk kelas tiga. Ini sebuah kelalaian dari nasabah karena tidak disiplin dalam hal membayarkan permi yang mestinya sudah jatuh tempo karena di rasa sehat-sehat saja pas mendadak sakit dan harus di rawat di Rumah Sakit tiba-tiba, siapa yang tau kan???

Saya akan menceritakan pengalaman yang terjadi pada diri saya yang memang belum lama ini mengalami hal ini. Yakni premi saya, telat saya bayarkan selama tiga bulan berturut-turut lewat dari jatuh tempo. Lalu saya lunasi, saya biasa membayarkan premi asuransi BPJS lewat Indomaret. Jika kita membayarkan lewat indomaret atau alfamaret kita akan menerima struk transaksi berhasil dari tokonya. Naahhh... struk ini harus di simpan sampai pembayaran bulan selanjutnya karena apabila ada kesalahan input data, kita punya bukti transaksi pembayarannya.

Dua puluh hari setelah saya melunasi tunggakan, ternyata saya harus masuk Rumah Sakit dan dirawat di Ruang ICU selama empat hari. Nah disini munculah masalah terkait fasilitas yang harusnya saya terima dari BPJS. Yakni ada denda Pelayanan Rumah Sakit dari BPJS yang harus saya bayarkan. Denda ini tidak bisa langsung kita ketahui karena pihak Rumah Sakit yang akan melayangkan surat pengaduannya ke Kantor BPJS kemudian kantor BPJS akan membalas surat pengaduan dari Rumah sakit selama hari kerja senin-jumat. Sabtu-minggu termasuk hari libur kerja, karena posisi saya pada saat itu di rawat pas hari libur kerja otomatis saya harus menunggu sampai hari senin untuk mengetahui berapa besar denda Pelayanan Rumah Sakit tersebut.

Besarnya biaya perhitungannya seperti ini:

2,5% x bulan tertunggak x total biaya rawat inap = ...

Contoh:
2,5% X (3 bulan) premi kelas 3 X Rp. 1. xxx xxx xx = Rp. 1xx xxx xx

Nah hasil dari jumlah tersebut di setorkan ke bank yang bekerja sama oleh rumah sakit melalui ATM yang tersedia di Rumah Sakit. Karena saya tidak memiliki ATM bank tersebut jadi saya menyetorkannya melalui kantor Pos Indonesia terdekat. Bukti transaksi pembayaran atau Resi di setorkan ke bagian Administrasi Rumah Sakit dengan melampirkan berkas berupa;

1.       Fotokopi Kartu Keluarga
2.       Kartu BPJS asli atas nama pasien yang di rawat
3.       KTP asli atas nama pasien yang di rawat

Kemudian kita akan mendapat surat pelunasan dari Rumah sakit beserta surat-surat lainnya terkait dengan kesehatan pasien.

Jadi begitu...
Alhamdulilah denda yang saya bayarkan tidak begitu besar dan alhamdulilah juga pelayanan rumah sakit yang saya terima selama saya di rawat oleh Dokter dan Perawat semuanya baik dan ramah tamah. Tidak ada perbedaan pelayanan mereka untuk pasien umum dan pasien BPJS. Mereka memperlakukan pasiennya dengan sebaik-baiknya.

Demikian cerita saya seputar pelayanan Asuransi BPJS selama saya di rawat di rumah sakit. Semoga cerita ini memberi pencerahan kepada para pasien dan keluarga pasiena apabila mengalami hal serupa dengan saya. Intinya ikuti prosedur tidak panik, Insyaallah semua di beri jalan yang dimudahkan, aamiin.

MOTTO:
DISIPLINLAH DALAM MEMBAYAR ASURANSI



                                                                                                                                                         

HUJAN YANG MENCEMASKAN

pixabay
Bagiku hujan adalah rezeqi, hujan adalah anugerah, hujan juga bagiku merupakan hal yang menyejukkan hati. Sewaktu aku masih tinggal dan sekolah di Bogor, kalau hujan aku bukannya pakai payung tapi malah sengaja sekalian hujan-hujanan. Pilih-pilih dulu hujan yang gimana. Kalau hujannya deras disertai dengan angin kencang dan petir menggelegar ya... takut juga. Tapi kalau hujannya rintik-rintik lalu gerimis naaahh... hujan begini yang bikin melow-melow mengundang bahagia gimana... gitu yaaahhh apalagi kalau ditemani seseorang disamping sambil bergandengan tangan bikin huwoooowww.... sumringah happy berlebihan.

Yang terjadi baru-baru ini adalah berbeda dengan yang dulu-dulu kurasakan. Kalau dulu yang di rasa hanya untuk diri sendiri. Setelah berkeluarga yang dirasakan bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain terlebih lagi jika orang itu adalah suami dan anak kita.



-       Di saat anak tidak sedang dirumah

Anak memiliki segudang aktifitasnya baik di sekolah maupun di tempat lain. Jika anak belum pulang sekolah, Bunda menunggu di rumah tapi sudah melihat langit mendung lalu mulai turun rintik hujan rasa khawatir itu sangat ada ya. Tanpa sadar dalam hati kita akan berdoa “Ya Allah jangan hujan dulu sebelum anak hamba pulang.” Begitu kan? Mau kita sedang pergi keluar rumah atau kemanapun, tanpa sadar kita pun akan berdoa dalam hati “Ya Allah jangan hujan dulu sebelum sampai rumah.” Macam-macam deh doa yang dipanjatkan masing-masing orang.

pixabay
Begitupun yang terjadi pada saat aku harus di rawat di Rumah Sakit dan menginap di ruang ICCU. Tau kan ruangan itu bagaimana? Keluarga tidak boleh menunggu bersama pasien di dalam tapi menunggu di luar ruangan. Standby 24 jam penuh. Boleh masuk ke ruangan apabila diperlukan saja. Untuk menyuapi pasien sarapan, makan siang dan makan sore. Dan keperluan darurat lainnya terkait pasien jika terjadi sesuatu. Terbayang ya jika yang menunggu adalah suami dan anak. Di luar hanya beralaskan tikar dan berselimut badcover dan bantal seadanya untuk istirahat malam. Banyak nyamuk eh... hujan pula. Aku tengah malam terbangun dan mendengar suara air deras dari hujan di luar memikirkan. “Ya Allah... suami dan anakku tidur diluar, hujannya deras, anginnya pasti dingin banget. Ya Allah beri kekuatan, kesabaran dan kesehatan untuk suami dan anakku. Hamba yang berjuang untuk bisa sembuh. Lindungi mereka Ya Allah... jaga kesehatan mereka ya Allah.”

pixabay
Hujan yang sangat mencemaskan, bagaimanapun juga hujan adalah rahmat, berkah dan menyejukkan bumi. Cemasnya hati seorang ibu yang mencintai keluarga tetaplah kita meminta kepada yang maha kuasa yang telah menurunkan hujan untuk senantiasa melindungi keluarga kita dimanapun berada karena Allah adalah sebaik-baiknya penjaga.
Mungkin tulisan ini adalah secuil curhatan dari hatiku dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai manusia adalah kehendak Allah. Begitupun dengan hujan. Karena hujan adalah bagian rezeqi dari Allah.

Meningkatkan Value Untuk Diri Sendiri

Ketika aku menulis, ibarat berjuang dengan diri sendiri. Halo Ladies, kembali lagi Mak Kece menyapa dengan pengetahuan yang bermanfaat. Kali...