Temen-temen dari kecil sampe sekarang aku suka banget
sama buku. Buku apa saja aku suka apalagi buku yang banyak gambar warna warninya.
Buku adalah jendela dunia. Begitu kalimat yang hapal sekali aku dengar dan aku
baca diberbagai tempat di perpustakaan. Dengan membaca kita bisa tahu begitu
luasnya dunia, hingga tidak hanya Sabang sampe Merauke saja tapi kita bisa
berkeliling dunia. Begitu luasnya ilmu pengetahuan, tidak hanya IPA dan IPS
saja tapi kegiatan sehari-hari hingga karakter masing-masing orang dapat kita
ketahui dari membaca. Dan juga begitu
luasnya bahasa, tidak hanya bahasa yang di pakai sehari-hari. Bahasa negeri sendiri
yang beraneka ragam tidak kalah dengan banyaknya bahasa dari negera lain.
Ngomong-ngomong
soal perpustakaan. Aku jadi teringat masa-masa sekolah dan kuliah dulu yang
hobby banget berkunjung saat istirahat. Bisa dibilang dari pada jajan di kantin
mendingan nongkrong di perpus, tambah ilmu gak ngabisin uang jajan juga hehe...
Ehhh
itu dulu yak tapinya keterusan sampe sekarang teman. Sekarang aku mengajar
Bahasa Indonesia di sebuah sekolah swasta di Cirebon. Di tahun ke empat
mengajar di sekolah itu aku di percaya untuk mengelola Perpustakaan sekolah.
Jujur saja perpustakaan sekolah ini sudah pindah dua kali terhitung sejak aku
mengawali karirku sebagai guru di sekolah ini. Dan ini adalah yang ke tiga, aku
sebagai pengelolanya.
Tau
kenapa bisa pindah-pindah, simak berikut ini:
Ruangan
pertama
Tempatnya
di sudut dekat tangga paling belakang bagian atas lantai 2 bersebrangan dengan
ruang praktek kelas Listrik. Tanpa jendela, hanya pintu saja. Tak ada tanda
atau plang kalau itu adalah perpustakaan. Sedangkan kalau memperhatikan ruangan
yang di depannya yaitu ruang praktek Listrik masih bisa lebih baik. Ruang
praktek itu ada jendela kaca yang bannyak. Hampir seluruh ruang didalamnya
terlihat dari luar dan ada plang atau tanda bahwa itu adalah ruang praktek
listrik.
Disini bisa dilihat bahwa penggunaan ruangan terbalik. Mestinya ruang
perpustakaan yang memiliki jendela sedangkan ruang praktek yang tidak berjendela,
ini dimaksudkan untuk... ruang bacaan hendaknya lebih nyaman dan terlihat dari
luar ruangan untuk menarik minat baca para siswa bukan tertutup dan terpenjara
seperti ruangan yang ditempati itu.
Ruang
kedua
Bertempat
dilantai 2. Ruangannya terlihat dari lapangan utama sekolah. Tapi kenapa masih
sepi aja? Usut punya usut ternyata perpustakaan itu jarang sekali di buka
selalu terkunci jadi setiap ada anak yang ingin pinjam buku pasti deh
nanya-nanya dan nanti pasti juga deh cari-carian kalo gak cari si pengelola
perpus pasti cari kunci yang tidak tahu berada dimana dan oleh siapa. Alhasil
perpus sepi peminat maupun peminjam. Hanya plang di atas pintu saja yang
terlihat bahwa itu adalah Ruang Perpustakaan.
Saat
aku di beri amanah untuk mengelola perpus aku langsung tangani. Aku cari kunci.
Dan melihat ada apa saja di dalam ruangan yang katanya perpus itu. Hemmm....
ternyata begini penampakannya. Banyak debu setinggi milimeter hehehe... seluruh
ruangan, di buku, di rak buku, di meja, di kursi, dan lain sebagainya tak luput
dari debu.
Baik...
jadi... pekerjaan pertamaku adalah membersihkan ruangan ini dari debu-debu dulu
baru administrasi dan operasionalnya.
Bersih-bersih
seruangan saja capeknya sangat-sangat. Mesti cari bantuan ini mah biar ruangan
kinclong. Oke! buat tim bersih-bersih. Aku memanggil pembersih sekolah dan
ketua OSIS untuk bekerja sama dalam menyelesaikannya. Alhamdulilah semua
berjalan lancar.
Aku
mengecek administrasi pembukuan perpustakaan. Takjub dengan yang ku lihat
karena tak ada satupun perbukuan yang memuaskan. Semuanya dalam kondisi kosong.
Ada berapa buku di ruangan ini? ada
berapa judul buku yang tersimpan di perpustakaan ini? dan lain sebagainya...
itu semua hanya ada dua sampai tiga halaman yang kalau di lihat seperempat dari
jumlah buku disini saja tidaaaak ada datanya.
Oooh
oke deh ini benar-benar PR buatku. PR to do list utama yang harus ku kerjakan
segera kalau memang benar-benar ingin membuka perpustakaan ini untuk siswa
siswi di sekolah ini.
Di
sela-sela kegiatanku antara guru mengajar – pengelola perpustakaan, aku
mendapat kritikan yang kupikir cukup masuk akal dari seorang guru praktek sepuh
di sekolah ini.
“bu,
ada buku teknik nge-Las gak? Di perpustakaan tuh” tanyannya.
“hehehe
kurang tau pak. Atau bapak mau aku anter ke perpus yuk bareng biar cari
sama-sama” kataku.
Aku
berjalan bersamanya. Kulihat raut wajahnya yang tua masih bersemangat mengajar.
Jalannya pelan. Postur tubuhnnya agak gemuk. Saat menaiki tangga aku melihat
kesahnya menandakan bahwa dia kelelahan. Tangga ini tak banyak hanya beberapa
anak tangga saja. Tapi semangatnya menapaki tangga demi tangga aku acungi
jempol demi sebuah buku referensi untuk mengajarnya.
“cape
ya pak” cengirku ngajak becanda.
“iya
bu. Maklum udah tua. Coba perpusnya di pindah kebawah gak usah naik tangga
mungkin saya bisa ke perpus tiap hari” lontarnya.
Sebuah
ide satu lagi bisa jadi projek aku kedepannya. Iya bener. Perpus di pindah
kebawah aja. Ruangan yang strategis, mudah terlihar dari depan pintu masuk
gerbang sekolah, dari ruang guru, dari ruang praktek anak-anak, dan yang paling
penting jendela lebar agar dapat terlihat aktifitas di dalam perpus dari luar.
Mulai
set ruangan sebagai target. Dan yang paling penting dari segala perencanaan
adalah persetujuan dari pihak sekolah. Kalau Cuma bilang A bilang B demi kemajauan
perpustakaan pasti dong bolehin hehe. Siap tempur ah.
Ketemuan
sama Kepsek dan ngbrol-ngobrol ngalor ngidul tentang perpustakaan, keluahanku
soal administrasi sampai kritikan dan ajuan permohonan pindah ruangan yang
sudah menjadi target tentu saja dengan alasan-alasan yang sangat beralasan dan
kelebihan dari ruangan tersebut. Ternyata negonya tak semudah membalikkan
telapak tangan. Yah...Argumenku ternyata tidak kuat karena set perpus di atas
adalah atas desain pak Kepsek sendiri. Senjata paling akhir dari perbincangan
ini adalah keluhan dan kritikan dari seorang guru yang sudah sepuh deh aku jadi
kan alasan pindahnya perpus. Dan ternyata jawabannya harus dipikir-pikir dulu.
Dalam
hati aku mengeluh panjang. Hah! Pikir-pikir dulu? Kiranya apaan ya mesti
pikir-pikir dulu.
Sehari,
dua hari, dan hari ke empat. Waka kurikulum mengunjungiku di perpustakaan.
Menyampaikan tentang permohonan pindah ruangan telah disetujui. Senangnya? Ya Senang.
Oke waktunya kerja keras.
Pindahan
yuk. Saatnya bentuk tim khusus untuk membantu kepindahan buku-buku ini.
Kelihatanya sih sepele, kecil, sedikit. Setelah di lakukan. Hadeeewwww....
muantaps. Gak selesai sehari, dua hari, tiga hari, kurang dari sebulan dengan
waktu bekerja empat jam perhari. La... wong pekerjanya siswa siswi sekolah kok.
Dengan mengambil mata pelajaran pribadi agar tidak ada tambahan di luar jam
pelajaran yang nantinya membuat anak banyak kalimat keluhan bikin sensi dan
emosi si guru. Nama mata pelajarannya berkunjung ke perpus.
Dengan
segala media angkut. Tumpuk buku setinggi dan mampu tangan membawa, masukkan
buku ke dalam kardus, buntel buku dengan taplak meja, dan lain sebagainya. Dan
yang paling berat adalah rak buku. Ini nih yang paling sulit buat anak-anak.
Tiap
kerja keras harus di apresiasi, berikan pujian, ucapkan terimakasih, berikan
minuman dan makanan sampai kenyang. Modal yah. Biar kalo di mintai tolong lagi
mereka tidak menolak. Akhirnya selesai juga. Terimakasih anak-anak... murid ibu
terkasih dan tercinta.
Saatnya
beres-beres. Alhamdulilah karena sedari awal aku sudah coba mengambil hati
anak-anak ini dengan “ikhlas bantuin nti dapet nilai plus dan makan siang ”. Sogokan?
Ya gak juga sik karena biasa manusia kalau senang membantu dan tolong menolong
niscaya akan mendapat pahala. Nah disini hanya di ganti saja kalimatnya. Pahala
mah ngikut sendiri yang memang benar-benar ikhlas membantu ibu gurunya. Begitukan.
Setiap keikhlasan yang dilakukan akan berbuah manis dan berpahala tentunya.
Terimakasih sudah berkunjung ke blog aku, jangan lupa tinggalkan komentar agar aku bisa blokwalking ke blog kamu.
Setiap keikhlasan yang dilakukan akan berbuah manis dan berpahala tentunya.
Terimakasih sudah berkunjung ke blog aku, jangan lupa tinggalkan komentar agar aku bisa blokwalking ke blog kamu.
Salam